Selasa, 10 Juli 2012

DI UJUNG MIMPI

Apa kabarnya kamu hari ini? Sudah berapa lama yah kita tidak bertemu?
 Maksud aku ngobrol secara langsung...?

maaff krn aku blm bs bertemu Kamu,,,

kamu Tetap akan tertawa bersama teman-temanmu,
dan mungkin akan menangis seorang diri?
Jika kamu sedang tertawa
mungkin kamu tidak perlu mengingatku,
tetapi jika kamu sedang menangis ingatlah genggaman tanganku,
yang kan selalu menguatkanmu....
aku peduli padamu...

''Aku selalu ada, setidaknya hatiku selalu ada bersamamu...''

Apa kamu tahu...
belakangan ini aku seperti sedang sesak nafas.
Aku berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya untuk dapat bertahan.
Aku pikir dengan begitu aku akan dapat bertahan,
tetapi ternyata udara saja tidak cukup mengobati rasa sesakku...

Apa kamu tahu, terlalu banyak hal yang aku lakukan belakangan ini.
Hmm.. sebenarnya sih tidak terlalu banyak,
hanya saja aku ‘memaksakan’ untuk melakukan banyak hal.
Aku pikir dengan begitu
setidaknya otakku akan beralih memikirkan hal-hal yang lain.
Tetapi ternyata aku salah!
Dalam berbagai kesibukan ternyata otakku
tetap bersikeras untuk menyisipkanmu ke dalam pikiranku...

Apa kamu tahu...
belakangan ini aku semakin menyadari bahwa aku tidak bisa.
Aku tidak bisa untuk tidak mencintaimu.
Aku sadar bahwa aku sangat membutuhkanmu... T_T


Mungkin aku salah...
Mungkin aku bukanlah bintang seperti yang selama ini aku kira.
Mungkin aku hanyalah sebuah lilin kecil yang sinarnya dapat kamu padamkan kapan saja
jika kamu tidak membutuhkannya.
aku tidaklah seindah bintang.
Aku hanya lilin kecil..
sebuah lilin kecil di mana orang lain terang dan aku pun hancur.
Lilin kecil ini sangat ingin menerangimu,
hanya saja apalah gunanya sinarku jika dibandingkan bintang-
bintang yang lain, apalagi jika dibandingkan dengan sinar sang surya.
Jadi pilihannya hanyalah dua,
lilin kecil ini harus padam atau lilin kecil ini hancur. 

Dua pilihan yang sangat tidak menyenangkan.
Sebenarnya sampai sekarang aku masih bertanya-tanya,
kemana perginya perahu kertas yang kualirkan tuk menuju lautanmu?
Apakah belum sampai di tempatmu? Ataukah memang
tidak akan pernah sampai?

Jika memang demikian,
berarti pesanku pun juga tidak akan pernah tersampaikan kepadamu :’(
padahal perahu kertas itu tidak hanya membawa pesan,
tetapi juga kuharapkan dapat membawamu kepadaku..


Menunggu, hny itu yang bisa kukatakann padamu..
Dan aku mempunyai harapan terakhir kepada sang angin.
Semoga angin dapat menuntun perahu kertasku tuk menuju tempatmu,
atau setidaknya semoga angin dapat membawa pesan rinduku ke telingamu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogroll