Minggu, 02 Juni 2013

Perempuan Negekeo Itu EMAS


Wanita Nagekeo Wanita Emas..begitu saya ibaratkan wanita dari negri yang satu ini..
Wea, emas dan mas kawin..
Kita tahu dengan pasti berharganya sebuah emas, tidak semua orang dapat membelinya..
Tidak gampang untuk dapat memilikinya. Tapi terkadang emas-emas itu lupa akan harga dirinya, tidak kuat godaan lalu melebur dalam bara api perkotaan.. padahal emas dibentuk dari panas bahkan sangat panas… dan harganya pun naik..

Kumpul Kebo atau be’o Me’a, Nggesu  Nggomi   adalah pernikahan melalui jalan pintas. Ini dianggap sebuah pernikahan yang hanya diketahui  pasangan saja (be’o me’a). Seorang lelaki mendatangi kosan wanita atau sebaliknya kemudian hidup bersama tanpa sepengetahuan orang tua.  Pernikahan cara ini semakin popular saat ini dikalangan mahasiwa/i,alasan yang logis sebagai satu cara menghindari hukum adat perkawinan yang rumit dan memakan biaya (alasan versi_penulis).  Sejak orang nagekeo mengenal  Gereja Katolik, perkawinan ini sebut dengan kawin kampung. Sebuah pernikahan yang belum disahkan secara agama.  Sebaliknya bagi keluarga nagekeo yang beragama islam,  mereka tidak melakukan pernikahan cara ini. Mengingat hampir semua pernikahan islam di Nagekeo tidak menuntut belis (atau mas kawin).  Karena hukum agama, mereka selalu meresmikan pernikahan secara agama, dengan cara sederahana sesuai dengan keadaannya.
Suatu saat kelurga wanita akan tau juga, dan anda yang sudah terlanjur “kumpul Kebo”/be’o me’a” harus mempersiapkan diri.
“kumpul Kebo”/be’o me’a tidak menuntut belis (mas kawin) yang banyak.  Pemberian mas kawin sebagai bukti dukungan orang tua pihak laki-laki mendukung atau dalam bahasa daerah disebut dengan ‘pela nia pa ngara ‘(tunjuk muka dan memperjalas nama keluarga). Biasanya dilakukan pada saat wanita sudah hamil.
Belisnya hanya diberikan
a.       Jara pa nia (seekor kuda sebagai tanda perkenalan dan kehadiran orang tua).
b.      Weki mere jaga dewa penghargaan atas orang tua yang telah membersarkan sampai  bertumbuh besar dan tinggi (weki mere, jana dewa).  Pemberian ini juga disebut ut Ine Dhadhi, bapa mesu (ibu yang melahirkan dan bapa yang mengasihi).
c.       Penghargaan kepada ebu mame (paman).  Orang Nagekeo selalu menempatkan paman (saudara ibu pengantin wanita) sebagai ranking atas (ape wawo). Setiap upacara adat selalu mendapat penghormatan istimewa.

#molo sama te

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogroll