Sabtu, 04 Oktober 2014

SUKU LAPE (mbay_nagekeo)


WILAYAH TANAH LAPE

Orang Lape mengakui batas tanah mereka  sebelah timur  Ulu tana li, lange Toto (di tanah li berbatasan dengan Toto) dan   di bagian barat eko kela ngeta  lange Bare, berbatasan dengan Bare.  Sebelah selatan logo be’I keli di Amegelu (gunung Lambo) dan ujung utara a’I  deli mesi (sampai ke bibir pantai )laut Flores.  


ASAL USUL ORANG LAPE                                                    
Tidak ada  catatan yang pasti.Tetapi orang Lape mewariskan cerita turun temurun  Hitungan bisa diperkirakan dari masa tegaknya peo. Dengan adanya 7 (tujuh) kali mendirikan Peo, maka  diperkirakan orang Lape sudah menghuni tempat ini sekitar 500 tahun. Menurut cerita turun temurun orang Lape berasal dari Tiwu Lewu,  satu daerah  di wilayah Lio Utara  yang berubah menjadi danau (tiwu)  akibat banjir bandang  yang melanda sampai menenggelamkan rumah-rumah penduduk.  Tujuh keluarga besar melarikan diri, mengungsi ke arah barat.Mereka pertama kali menetap di  Malasera, , bukit sebelah timur gereja Dangadekat lokasi Perumahan jabatan sekarang.
Orang Lape kemudian pindah ke tempat yang lebih tinggi.  Perpindahan itu berawal dari sebuah peristiwa alam.  Dari kejauhan ada yang melihat air mengucur dari atas sangat banyak. Ada yang menyangka seperti air terjun.  Mereka akhirnya bergerak kesana. Ternyata yang menjadi sumber air adalah tetesan air  dari mayang pohon lontar. Mereka kemudian membangun pemukiman sederhana di  dekat sebuah rumpun bamboo aur (guru pire).
Suatu ketika  seekor ayam jantan piaraan mereka berlari ke suatu tempat dan hinggap  di atas pohon waru. Ayam itu terus bertengger di sana dan mengeluarkan suara kokok yang  aneh seolah-olah mengatakan ‘mai dia’ (mari kesini).  Suara kokok berulang-ulang ini ditafsrikan sebagai penggilan bagi orang Lape untuk bergerak dan pindah. Dan kemudian mereka menemukan tempat tersebut sangat ideal sebagai lokasi aman untuk kampung.  Lokasi ini dirasa aman karena berada di tempat yang tinggi dengan sedikit bertebing sebelah timur. Inilah lokasi kampung Lape tempat mereka menetap  sampai sekarang.
Ketujuh keluarga besar itu akhirnya menetap di kampung Ola Lape, yang mereka sebut juga Ola Waja. Sebuah kampung yang tidak sekedar tempat tinggal, tetapi juga memiliki daya magis mempersatukan  ketujuh keluarga  besar itu.
Tujuh suku Lape adalah:
1.      Suku Ko dengan kepala soma Laga Tawa
2.      Suku Naka Nawe dengan kepala soma Jo Pobo
3.      Suku RogaWawo dengan kepala soma Goa Wonga
4.      Suku Roga Au dengan kepala soma Ru Wona
5.      Suku Nakazale dengan kepala soma  Wawo Buu Tawa
6.      Suku Woe Renge dengan kepala soma Hanoy
7.      Suku Naka Zale Au dengan kepala soma Ala Wula
Ketujuh suku ini dipersatukan dengan membangun Peo.  Dalam sejarahnya suku Lape telah mendirikan 7 (tujuh) Peo.  Dalam menjalankan aktivitas besar orang Lape selalu bersandar pada leluhur mereka. Mereka selalu berdoa dan minta petunjuk pada leluhur mereka. Terutama dalam membangun Peo. Peo dibangun selalu berdasarkan petunjuk leluhur yang dihadirkan dalam mimpi. Orang Lape memberi nama peo setiap kali mereka dirikan.
Nama Peo dan nama warga yang mendapat petunjuk untuk mendirikan peo sebagai berikut:
1.        Peo LILA ULU atasdasarpetunjukmimpi kepada Ebu SabuTawa
2.       Peo  WOY  TEY atas dasar petunjuk mimpi kepada Ebu PukuTey
3.       Peo WANGA WEA atas dasar petunjuk mimpi kepada Ebu Sera  Tey
4.       Peo  NAGO NUA atas dasar petunjuk mimpi kepada Ebu Busu Lama
5.       Peo PANGO MAU atas dasar petunjuk mimpi kepada Ebu Sawu Gamo
6.       Peo  WONGA WULA atas dasar petunjuk mimpi kepada Ebu Kota Lama
7.       Peo  SUPI LAPE  atas dasar petunjuk mimpi kepada Ebu Papu Bara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogroll